Din Hikmah. Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Membina Akhlak Mulia Dan Kasih Sayang Terhadap Sesama Manusia

Membina Akhlak Mulia Dan Kasih Sayang Terhadap Sesama Manusia

Written By Din Hikmah on Kamis, 31 Mei 2012 | 09:00



Islam diciptakan oleh Allah SWT sebagai suatu agama yang mulia, karena ajaran-ajaranya mengandung nilai-nilai budi yang luhur (akhlak mulia), sehingga Islam dikenal sebagai agama yang “rahmatan lil ‘alamin” yang penuh dengan cinta kasih sayang dan kelembutan. Firman Allah swt:

فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡ‌ۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَ‌ۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ‌ۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu bisa berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (al-Imran {3}: 159)

Terciptanya kerukunan dan kedamaian dalam suatu masyarakat ditimbulkan karena buah hasil dari akhlak yang mulia. Sedangkan, ketiadaan kerukunan dan kedamaian yang dapat menimbulkan perpecahan masyarakat disebabkan adanya buah hasil dari akhlak atau budi pekerti yang buruk.

Kebaikan dari budi pekerti itulah yang menyebabkan timbulnya saling cinta-mencintai, saling menyayangi, saling merukuni, dan saling mencocoki satu sama lain. Sebaliknya, buruknya budi pekerti membuahkan saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, dan saling musuh-memusuhi.

Dengan sebab budi pekerti yang baik Allah swt memberikan pujian-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw, sebagaimana firman-Nya:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ۬

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (al-Qalam {68}: 4)
Seiring dengan itu pula Rasulullah saw bersabda:
أكثرما يدخل الناس الجنة تقوى الله و حسن الخلق

“Sebagian besar yang menyebabkan manusia masuk surga ialah taqwa kepada Allah dan bagusnya budi pekerti.” (HR Tirmidzi dan Hakim, Mau’izhotul Mu’minin, karya Syeikh Jamaluddin ad-Dimasyqi, cetakan Darul Fikr Beirut, halaman 138).

Untuk membentuk kehidupan Islami dalam kehidupan pergaulan manusia, maka akhlak mulia sangat memegang peranan penting. Olehkarena itu, setiap muslim harus berusaha menggapainya supaya dapat menjadi orang yang berakhlak mulia dan tercipta kasih sayang di antara sesama manusia. Dalam kitab “Ihya ‘Ulumuddin” jilid 3 halaman 75 Imam Al-Ghozali menerangkan bahwa ada 28 ciri-ciri orang yang berakhlak mulia, yaitu:

1. كثير الحياء
Artinya: Merasa malu melakukan perbuatan buruk.

2. قليل الأذى
Artinya: Tidak menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain.

3. كثيرالصلاح
ِArtinya: Selalu bersikap baik kepada orang lain.

4. صدوق اللسلن
Artinya: Berkata jujur.

5. قليل الكلام
Artinya: Tidak banyak bicara.

6. كثير العمل
Artinya: Banyak berkarya.

7. قليل الزلل
Artinya: Sedikit melakukan kesalahan.

8. قليل الفضول
Artinya: Tidak banyak melakukan berlebih-lebihan, baik dalam perkatan maupun perbuatan.

9. بارا
Artinya: Berbuat kebajikan kepada sesama makhluk, khususnya manusia.

10. وصولا
Artinya: Menyambung tali silaturrahmi.

11. وقورا
Artinya: Respek atau menghormati orang lain, baik yang masih muda maupun yang sudah tua usianya.

12. شكورا
Artinya: Selalu bersyukur kepada Allah SWT.

13. صبورا
Artinya: Bersabar menghadapi segala cobaan hidup.

14. رضيا
Artinya: Ridho terhadap apa yang diberikan Allah SWT.

15. حليما
Artinya: Berusaha tidak lekas marah terhadap orang lain (murah hati).

16. رفيقا
Artinya: Welas asih kepada sesama makhluk, khususnya manusia.

17. عفيفا
Artinya: Memelihara diri dari perbuatan maksiat.

18. شفيقا
Artinya: Kasih sayang terhadap sesama makhluk.

19. لا لعانا
Artinya: Tidak sembarangan melaknat sesuatu atau orang lain kalau belum jelas permasalahan dan hukumnya.

20. لا سبابا
Artinya: Tidak suka mencela orang lain.

21. لا نماما
Artinya: Tidak suka mengadu domba kepada orang lain.

22. لا مغتابا
Artinya: Tidak melakukan ghibah (mengumpat-ngumpat) orang lain.

23. لا عجولا
Artinya: Tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu apapun.

24. لا بخيلا
Artinya: Tidak kikir terhadap harta yang dimiliki demi untuk menolong kesusahan orang lain.

25. لا حقودا
Artinya: Tidak berbuat dengki kepada orang lain.

26. لا حسودا
Artinya: Tidak berbuat hasud kepada orang lain.

27. بشاشا هشاشا يحب فى الله و يبغض فى الله
Artinya: Menampakkan wajah yang berseri-seri karena Allah dan benci karena Allah.

28. يرضى فى الله و يبغض فى الله
Artinya: Ridho dan benci karena Allah.

Untuk membentuk kepribadian muslim yang baik dan terpuji, akhlak mulia harus benar-benar digapai dan dijadikan pedoman dalam pergaulan hidup, karena dapat mendatangkan banyak manfa’at, di antaranya sebagai pendekatan diri kepada Allah. Selain itu, Allah pun memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk berakhlak mulia. Jadi, setiap hamba yang berperilaku dengan akhlak mulia berarti telah melakukan sebagian perintahan Allah swt yang mulia. Akhlah swt berfirman:

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَـٰهِلِينَ

“Jadilah pema’af dan suruhlah orang-orang mengerjakan yang ma’ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (al-A’raf {7}: 199)

Abdullah bin Zubair r.a. menambahkan, “Makna ayat ini adalah Allah memerintahkan Rasul-Nya saw untuk membuka pintu ma’af sebesar-besarnya atas segala perilaku manusia.” (HR Bukhari, hadits shahih)

1. Berakhlak mulia berarti menta’ati Nabi saw.
Beliau bersabda:

و خالق الناس بخلق حسن

“Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi dan Ahmad; hadits hasan)

2. Akhlak mulia sebagai cara untuk menyandang gelar “Hamba Pilihan Allah Terbaik”.
Rasulullah saw bersabda:

ان من خياركم أحاسنكم أخلاقا

“Sesungguhnya orang-orang pilihan terbaik di antara kalian adalah orang-orang yang paling mulia akhlaknya.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Akhlak mulia sebagai cara untuk menghapus dosa.
Rasulullah saw bersabda:

وأتبع السيئة الحسنة تمحها

“Ikutilah perbuatan buruk dengan amal baik, niscaya amal baik itu akan menghapus perbuatan buruk tersebut.” (HR Tirmidzi dan Ahmad, hadits hasan)

4. Akhlak mulia sebagai cara untuk meraih ampunan Allah swt.
Hudzaifah bin Yaman r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

أتي الله بعبد من عباده أتاه الله مالا فقال له : ما ذا عملت فى الدنيا ؟ - قال ولا يكتمون الله
حديثا - قال : يا رب أتيتنى مالك فكنت ابايع الناس و كان من خلقي الجواز فكنت أتيسر على
الموسر و أنظر المعسر . فقال الله : أنا أحق بذا منك تجاوزوا عن عبدي

“Di akherat nanti, ketika seorang hamba Allah yang telah dikarunia harta ditanya, ‘Apa yang telah kamu perbuat di dunia? Rasul lalu menyebutkan firman Allah, ‘padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apapun dari Allah, ‘(an-Nisa’ {4}; 42) hamba tadi menjawab, ‘Wahai Tuhanku!, Engkau telah mengkaruniakan kepadaku sebagian harta-Mu yang telah kugunakan dalam perniagaan. Aku menjual barang-barang kepada manusia. Aku selalu memberi maaf dan bersikap toleran kepada mereka. Aku mempermudah jual beli kepada orang mampu dan aku menangguhkan pembayaran mereka yang kurang mampu.’ Allah berkata, ‘Sungguh, Aku lebih berhak memaafkan hamba-Ku daripadamu. Maafkanlah hambaku ini !’” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Akhlak mulia sebagai cara untuk meraih cinta Allah swt.
Rasulullah saw bersabda:

أحب عباد الله الي الله أحسنهم خلقا

“Hamba yang paling dicintai Allah swt adalah hamba yang memiliki akhlak yang mulia.”
Selain itu, Abdullah bin Amr r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

ان من أحبكم الي و أقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحسنكم أخلاقا

“Sungguh, orang yang paling kucintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi, hadits shahih)
6. Akhlak mulia sebagai cara untuk meraih kasih sayang Allah swt.
Rasulullah saw bersabda:

انما يرحم الله من عباده الرحماء

"Sesungguhnya Allah akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang menyayangi (makhluk-Nya).” (HR Bukhari dan Mulim)

7. Orang yang berakhlak mulia dapat mudah berinteraksi dengan orang lain. Jabir bin Abdullah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

المؤمن يألف و يؤلف و لا خير فيمن لا يألف و لا يؤلف , و خير الناس أنفعهم للناس

“(Orang yang paling terbaik di antara kalian adalah) orang mukmin yang selalu bersikap ramah dan mudah menerima orang lain (bergaul). Orang yang tidak ramah dan sulit menerima orang lain tidak akan memiliki nilai baik sedikitpun juga.” (Faidhul Qadir, jilid 6 halaman 253, cetakan Darul Fikr Beirut; hadits shahih)

8. Akhlak mulia sebagai modal untuk memperluas jaringan persahabatan dan memperkecil peluang permusuhan.
Imam Al-Mawardi berkata:

فاذا حسنت أخلاق الانسان كثر مصافوه و قل معادوه , فتسهلت عليه الأمور الصعاب و لانت له القلوب الغضاب

“Maka bila karakter seseorang baik, maka ia akan memiliki banyak teman dan sedikit musuh, perkara yang sulit akan menjadi mudah baginya, serta hati yang keras pun akan menjadi lunak terhadapnya.” (Adabud Dunia wan Din, karya Imam Al-Mawardi, halaman 237, cetakan Darul Fikr, Beirut – Libanon).

9. Akhlak mulia sebagai cara untuk menguasai manusia.
Rasulullah bersabda:

انكم لن تسعوا الناس بأموالكم فسعوهم ببسط الوجه و حسن الخلق
“Sesungguhnya engkau tidak bisa menguasai manusia dengan harta bendamu, maka kuasailah mereka dengan kecerahan wajah dan akhlak yang mulia.” (Mukasyafatul Qulub, karya Imam Al-Ghazali, cetakan Al-Haramain Singapura, halaman 269)

10. Akhlak mulia dapat mengubah musuh menjadi teman.
Allah swt berfirman:

وَلَا تَسۡتَوِى ٱلۡحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ‌ۚ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُ ۥ عَدَٲوَةٌ۬ كَأَنَّهُ ۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ۬ (٣٤) وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّٮٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ۬ (٣٥)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan antara dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak akan dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (Fushshilat {41}: 34-35)

11. Akhlak mulia sebagai bukti nyata kesempurnaan iman.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

اكمل المؤمنين ايمانا أحسنهم خلقا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang berakhlak paling mulia.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, karya Imam Zainuddin bin Abul Faraj Al-Baghdadi, halaman 159, cetakan Darul Fikr Beirut; hadits shahih)

12. Akhlak mulia dapat menjadi penghalang dari jilatan api neraka.
Nabi saw bersabda:

ألا أخبركم بمن يحرم على النار أو بمن يحرم عليه النار ؟ على كل قريب هين سهل
“Apakah kalian ingin kuberitahukan tentang siapa saja orang-orang yang diharamkan terjerumus ke dalam api neraka? (Yaitu) setiap muslim yang dekat, mudah, lagi ramah.”

13. Akhlak mulia sebagai amal yang paling berat ketika ditimbang pada hari Kiamat.
Abu Darda’ r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

ما من شيء أثقل فى ميزان العبد المؤمن يوم القيامة من حسن الخلق
“Tidak ada satu amal pun yang lebih berat daripada akhlak mulia dalam neraca seorang hamba mukmin pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi: hadits shahih)

14. Akhlak mulia sebagai cara untuk memperoleh jaminan Rasulullah saw berupa rumah di surga.
Abu Ummah al-Bahili meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

أنا زعيم ببيت فى ربض الجنة , و بيت فى وسط الجنة , و بيت فى أعلى الجنة , لمن ترك المراء و ان كان محقا , و ترك الكذب و ان كان مازحا , و حسن خلقه

“Aku adalah penjamin bagi seseorang untuk mendapatkan istana di tepi surga, istana di tengah surga, dan istana di bagian atas surga. Yaitu, jika seseorang tidak suka melakukan debat kusir, meskipun bahan-bahan ucapannya berdasarkan kebenaran; jika seseorang mendapatkan dusta, meskipun tengah bergurau; dan orang yang berakhlak mulia.” (HR Abu Dawud; hadits hasan)

Abdullah bin Amar juga meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

ان من أحبكم الي و أقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا

“Sesungguhnya, orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” (HR Tirmidzi; hadits shahih)

Faedah-faedah tersebut di atas hanyalah merupakan sebagian dari keseluruhan faedah-faedah yang akan diterima seorang hamba Allah yang memilki akhlak mulia, sehingga dapat diharapkan akhlak mulia dapat mengarahkan dan menjadikan manusia agar dalam menjalani setiap kehidupannya tercipta kehidupan yang harmonis (balance), damai dan tentram, yang dilandasi dengan sifat penuh cinta dan kasih sayang sesuai dengan ajaran syari’at Islam yang sebenarnya. Jika memang keuntungan-keuntungan tersebut belum terwujud, ia tetap akan memperoleh hadiah terbesar, yaitu meraih cinta Allah swt, didekatkan dengan Rasul-Nya saw, dan dibuatkan rumah di surga yang tidak jauh dari rumah beliau sendiri. Ketiga hadiah terbesar ini sudah barang tentu melebihi dari cukup bagi seorang muslim yang memiliki akhlak yang mulia atau budi pekerti yang luhur.






Share this article :

+ komentar + 2 komentar

4 September 2012 pukul 06.04

kita sesama manusia harus saling mengasihi seperti Allah yang tidak henti2 menyayangi kita..amiiin

Terimakasih bunga atas Komentarnya di Membina Akhlak Mulia Dan Kasih Sayang Terhadap Sesama Manusia
5 Oktober 2012 pukul 21.18

@bunga
Barakallahu fik ukhti..
Syukron comment nya..

Posting Komentar

isi komentar anda dengan bijak

 
Support : Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Copyright © 2011. DinHikmah - Media Online Islam Pemersatu Ummat - All Rights Reserved
Template Modify by Din Hikmah