Din Hikmah. Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Hati, Penalaran, Dan Pikiran

Hati, Penalaran, Dan Pikiran

Written By Din Hikmah on Minggu, 19 Februari 2012 | 17:05


Nasehat Tentang Hati, Penalaran dan Pikiran. Bagi Pasangan Hidup ataupun Rumah Tangga.


Ikatan hati lebih kuat dibanding penalaran kita, penalaran/logika akan kebahagiaan yang kita impi-impi kan, penalaran cita-cita yang kita dambakan.
Tapi..penalaran/logika kadang malah menjerumuskan kita kedalam sebuah penderitaan.
Karena apa..?? Karena kadang justru penalaran kita membuat kita merasa tidak pernah terpuaskan dengan
apa yang kita dapatkan, karena kita selalu mendambakan keinginan yang tinggi..dan kita selalu merasa tidak terpuaskan karena sebuah "penalaran".

Tuhan menciptakan sebuah pasangan didalam sebuah perbedaan Sifat, ego, fikiran, perilaku, kebiasaan. semua yang kita punya itu tidak mungkin sama persis dengan pasangan kita, pasti ada perbedaan. karena semua itu sifat manusiawi.

Bahkan pasangan sesempurna Adam dan Hawa pun diciptakan dengan sebuah perbedaan, apa lagi kita sebagai manusia biasa.
Dari semua nya itu, Tuhan menyuruh kita untuk menyatukan semua perbedaan itu untuk saling melengkapi dan saling mengisi.

Sangat tidak mungkin orang berkelakuan baik terus, dan sangat tidak mungkin orang berkelakuan buruk terus, karena sifat yang sempurna hanya milik Rasulullah SAW. Dan kita harus bisa belajar untuk menerima apa kelebihan dan kekurangan pasangan kita.
Kita tidak perlu mengoreksi kebaikan atau keburukan pasangan kita, Tapi koreksi lah diri kita sendiri, sudah  benar atau tidak, atau bahkan kita merasa salah..??

Ada baiknya kita saling mengisi satu sama lain, mencintai pasangan kita tidak hanya kelebihannya saja tapi kita juga mencintai kekurangannya, alangkah bahagianya hidup bersama orang yang kita cintai.
senyum kita adalah senyum pasangan kita, sedih kita adalah tangis pasangan kita begitu juga sebaliknya.
Ada saat-saat bahagia, ada saat-saat sedih, syukuri lah semua itu, dan jangan dijadikan sebuah keluhan menjadi sebuah permasalahan.

Jangan pernah merasa apa pun keadaan yang kita dapatkan menjadi sebuah penyesalan, meski pahit sekalipun. karena kita tidak akan pernah tau apa yang terjadi esok. karena sebuah penyesalan akan membuka pintu keburukan. Berusaha lah sebaik mungkin untuk diri kita sendiri dan orang lain.
Kadang, yang bagi kita buruk justru itu kebaikan buat kita, Allahu'alam..

Kadang, perbedaan hati memang sulit dimengerti, dan kita harus bisa untuk menyeimbangkan pikiran dan hati agar bisa sejalan sebagaimana mestinya.
Setiap hubungan pasti ada "API", dan jangan sekali-sekali kita meninggalkan pasangan kita dalam keadaan ada api. Pepatah berkata.."Pantang pulang sebelum padam"
Dari kata-kata pepatah diatas, kita harus bisa memahaminya. Bisa apa tidak kita tetap bertahan dalam api itu sehingga kita berusaha untuk memadamkan bersama dengan pasangan kita,
Dan kalau kita pergi dari api itu,bagaimana kita memadamkanya????
bukankah kita dituntut untuk belajar dari sebuah permasalahan..??

Kalau hati adalah penghubung antara kita dan Allah, maka isi hati adalah kebenaran, walaupun seringkali kita mengingkarinya. Seringkali hati kita tahu hal-hal yang akan terjadi, atau menjadi alarm bila akan terjadi hal-hal yang membahayakan.
Namun, seringkali pula hati kita tertutup, baik itu tertutup oleh tubuh kita atau oleh nafsu kita. Maka sering kita menjumpai penolakan kita mengikuti kata hati karena tidak sesuai dengan nafsu kita.
Walaupun sebetulnya pada akhirnya nanti kata hati yang akan menang dan kata hati yang akan terjadi.

Hati yang peka bisa dimiliki oleh orang-orang Sholeh dan rajin mendekatkan diri pada Allah. Mereka miliki bashirah yang tajam. Semoga kita mampu mengikuti mereka.
Dalam Al-Qur’an manusia disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam pengertian persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian psikologis. Kata insan terambil dari kata Nasia yansa yang artinya lupa, dari kata 'uns yang artinya mesra, juga dari kata Anasa yanusu yang artinya bergejolak.

Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak keinginan yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan dalam pengaruh gejolak keinginannya, maka ia tidak dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman hidup.

Nah dalam hidup berpasangan itulah dimaksud supaya manusia menemukan ketenteraman, yang diperindah dengan kemesraan.
Bentuk paling kasar dari jiwa adalah perasaaan.
Bentuk paling halus dari jiwa adalah hati.
Bentuk paling halus dari jasmani adalah pikiran dan hawa nafsu.
Bentuk paling kasar dari jasmani adalah seluruh anggota tubuh.

Wallahu a'lam bisshowab

[Dh/m]







Share this article :

Posting Komentar

isi komentar anda dengan bijak

 
Support : Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Copyright © 2011. DinHikmah - Media Online Islam Pemersatu Ummat - All Rights Reserved
Template Modify by Din Hikmah